Monday, January 18, 2010

Elit Politik Yang Kerjanya Ngurusin Masa Lalu


Saya selalu menyempatkan diri untuk melihat berita di televisi terutama di MetroTV (ini stasiun TV swasta favorit saya) sebelum berangkat maupun sepulang kerja. Tetapi sudah sebulan ini berita yang selalu dibahas adalah tentang bail out Bank Century. Karena hampir tiap hari berita berkutat di masalah Bank Century, terkadang muak juga melihatnya.

Saya sebagai masyarakat awam melihatnya sangat sederhana saja, kalau dari kebijakan yang diambil pemerintah. Menurut saya sah-sah saja pemerintah mengambil kebijakan apa saja, selama itu adalah untuk kepentingan rakyat, kepentingan bangsa dan negara. Toh akhirnya terbukti kebijakan itu menyelamatkan bangsa dari krisis global.

Nah sebaliknya bila pemerintah tidak membuat kebijakan dan mengakibatkan Indonesia terpuruk ke dalam krisis...ini baru perlu dipermasalahkan. Kenapa pemerintah tidak melakukan tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya krisis.

Tapi ini lucu...wong kebijakan jelas-jelas tokcer sehingga kita terhindar dari krisis kok, malah dipermasalahkan. Ini yang lucu dan oon elit politik atau otak saya yang tidak tokcer. Kalau saya jelas selama secara ekonomi tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari is fine bin no problem, dan saya yakin isi otak saya sama dengan 90% masyarakat Indonesia. Tapi kalau politisi itu kepentingannya adalah kekuasaan...mungkin in peluang mereka untuk mendapatkan kekuasaan dan menguntungkan kepentingan golongannya...yang ini saya yakin cuma nol koma sekian persen saja.

Yang saya bahas di atas dari sisi kebijakannya lho ya!!!!!!!!!!

Tetapi kalau dana talangan yang digunakan untuk menyelamatkan Bank Century yang tadinya 630 milyar membengkak menjadi 6,7 trilyun rupiah ini perlu diselidiki dan dicari kemana saja larinya uang ini. Uang sebanyak ini seharusnya kalau memang ada keinginan secara ikhlas untuk menelusurinya pasti bisa ditemukan. 6,7 trilyun itu bukan recehan yang bisa terselip di kantong baju, 6,7 trilyun adalah uang yang sangat banyak dan saya yakin meenelusurinya jauh lebih mudah dibandingkan dengan mencari uang receh yang terselip di kantong celana.

Jadi mencari siapa saja yang menilep uang 6,7 trilyun dan mengembalikan kepada negara untuk pembangunan bangsa Indonesia jauuuuhhhh lebih penting ketimbang ngobok-ngobok kebijakan yang sudah menjadi masa lalu. Yang tentunya tidak bisa lagi kita datangi masa lalu yang telah berlalu itu. Wajar aja Indonesia majunya lambat, kalau tidak mau dibilang nggak maju-maju. Orang elitnya suka memepermasalahkan masa lalu yang telah berlalu. Bukannya membuat tindakan yang bisa mencegah terulangnya kejadian yang tidak baik di masa lalu.

Coba kalau waktu yang digunakan untuk ngobok-ngobok masa lalu itu digunakan untuk membuat action-action untuk masa depan pasti akan lebih bermanfaat dan berguna untuk kemajuan bangsa. Iniii anggota DPR menghamburkan uang rakyat untuk bersidang..yang sidangnya ngurusin masa lalu...sudah kacau itu manusia-manusia yang katanya terhormat!!!

Monday, January 04, 2010

Berbagi untuk Meretas Sukses

Hal yang selalu menjadi pikiran dan menguras alam khayalku adalah kapan saya bisa mandiri secara ekonomi. Saat ini saya masih bekerja di perusahaan asing sebagai Snr Engineer. Mungkin bagi sebagian orang posisi ini cukup memadai untuk menopang hidup. Tetapi bagiku pekerjaan ini seperti memenjarakanku dalam rutinitas yang menjemukan.

Yang selalu menjadi pertanyaan besar akan masa depanku adalah kapan aku bisa mandiri dengan usaha sendiri, dengan bisnis sendiri tidak tergantung dari gaji seperti yang selama ini menjadi sandaran hidup keluargaku.

Sebenarnya telah banyak jalan yang kuretas untuk menggapai mimpi dan cita-cita tersebut. Tapi semua usaha dan bisnis yang telah kujalani tak satupun yang memberikan hasil. Alih-alih menimbulkan beban keuangan yang cukup berat pada keluargaku. Hingga saat ini Yang Maha Menentukan jalannya hidup manusia, Allah Swt, belum mengijinkanku untuk dapat meraih mimpi tersebut.

Setelah melakukan perenungan ada satu hal yang selama ini mungkin tidak kulakukan. Untuk mendapatkan sesuatu kita harus memberi terlebih dahulu. Sama halnya ketika kita ingin mendapatkan keberhasilan, kita harus lebih banyak berbagi dahulu. Mungkin perbandingan logisnya seperti ini, ketika kita ingin mendapatkan kenaikan gaji yang tinggi maka kita harus memberikan prestasi yang sangat baik terhadap perusahaan tempat kita bekerja. Bila prestasi kerja kita biasa-biasa saja apalagi buruk maka jangan harap akan mendapatkan kenaikan gaji yang memuaskan.