Saturday, October 28, 2006

BISNIS MEMANG TIDAK MUDAH, TAPI BUKAN HAL YANG MUSTAHIL (PART II)

Tidak puas dengan hanya membuka gerai pisang goreng crispy di pujasera, saya coba menawarkan pisgor crispy ke salah satu koperasi karyawan perusahaan di mukakuning. Berkat bantuan salah seorang teman yang bekerja di perusahaan itu yang sekaligus pengurus koperasi Alhamdulillah Pisgor crispy saya bisa diterima dan disetujui sebagai supplier koperasi tersebut. Selama empat bulan terakhir banyak suka dukanya berbisnis pisang goreng ini. Untuk di koperasi masih relatif stabil. Tetapi untuk gerai yang di pujasera ramai pengunjung hanya terjadi waktu piala dunia saja. Setelah piala dunia selesai, pengunjung pujasera pun mulai surut sehingga berimbas pada usaha kami. Setelah di pertimbangkan masak-masak maka kami putuskan untuk menutup gerai di pujasera untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Dan kami berkonsentrasi menjadi supplier koperasi.

Setelah berjalan tiga bulan, saya tidak puas hanya berbisnis pisang goreng. Setelah putar-putar mensurvey lokasi akhirnya saya menemukan lokasi yang menurut saya strategis. Yaitu sebuah kios ukuran 3 X 7 m yang terletak di pinggir jalan besar yang banyak dilalui kendaraan pribadi maupun umum, dekat rumah sakit bersalin disekitarnya merupakan lingkungan bisnis yaitu toko-toko dan bengkel-bengkel. Tapi sewanya cukup mahal, tapi dengan lokasi yang cukup strategis menurut saya akhirnya kios itu tetap saya sewa dengan pemabayaran tiap bulan.

Saya memulai bisnis baru yaitu bakso dan mie ayam demikian juga gerai pisang gorengnya saya pindah ke kios ini. Dan saya tetap menjadi supplier ke koperasi karyawan. Semua ini yang mengurus istri dan dua orang karyawan.

Karena masih kurangnya pengalaman atau kekurang jelian saya sebagai pemula dan juga ternyata cukup banyak kompetitor yang sudah buka usaha yang sama disekitar lokasi tersebut sehingga bisnis baru kami tidak berjalan seperti yang kami harapkan. Selama satu bulan usaha kami jalan tidak pernah satu hari pun hasil penjualan bisa menutupi modal alias setiap hari kami nombok. Boro-boro dapat untuk bayar sewa kios untuk belanja aja nombok terus. Dan bulan ramadhan pun tiba, penjualan makin sepi. Tapi saya tidak mau menyerah ini bukan kegagalan tapi keberhasilan yang tertunda. Dengan terpaksa saya harus mencari lokasi baru lagi sebelum masa sewa habis karena kalau saya pertahankan kios ini bayar sewanya terlalu mahal, untuk usaha saya belum menghasilkan ini. Dan saya menemukan sebuah rumah yang dikontrakan dengan harga cukup murah di sebuah kompleks perumahan baru. Saya kontrak rumah ini sebagai warung bakso dan mie ayam sekaligus tempat tinggal bagi karyawan-karyawan kami.

Pada saat yang sama ada seorang teman menawarkan untuk ikut bazaar Ramadhan di Mesjid Raya Batam selama sebulan penuh. Ini sebuah peluang tapi saya tidak punya modal karena modal saya sudah berputar di warung bakso kami. Akhirnya saya tawarkan ke teman-teman yang lain. Dan ternyata ada tiga orang teman saya yang mau menanamkan uangnya untuk menyewa stand, sedang barang dagangan adalah busana muslim yang kami ambil dari pedagang-pedagang grosir yang kami kenal berkat hubungan baik majelis taklim perusahaan kami yang sering meminjam barang-barang mereka saat ada bazaar. Dan akhirnya kami mendapatkan barang dagangan dengan system konsinyasi. Jadi kami hanya perlu membayar stand saja sedang barang dagangan dibayar bila sudah laku. Enak kan…

Gimana Hasil dari ikut bazaar Ramadhan ini ikuti cerita berikutnya di PART III

BISNIS MEMANG TIDAK MUDAH, TAPI BUKAN HAL YANG MUSTAHIL (PART I)

Saya lulus kuliah dari Poltek-ITB Bandung pada akhir tahun 1998. Kondisi saat itu sangat tidak kondusif di negara kita tercinta ini. Krisis Moneter melanda Indonesia demikian dahsyatnya. Boro-boro ada lowongan kerja, lha wong orang yang sudah pada kerja banyak yang di PHK. Itu salahnya pola pikir saya dan mungkin hampir semua para pemuda Indonesia yang baru lulus kuliah, bahwa setelah lulus kuliah yang kita cari adalah pekerjaan di perusahaan-perusahaan yang bonafid dengan gaji yang tinggi. Tapi hal itu menjadi sangatlah tidak mungkin manakala kondisi negara sedang carut-marut seperti saat itu. Andai saja saat itu pola pikir saya sebagai pemuda tidak hanya mengandalkan untuk cari kerja setelah lulus kuliah, tapi menciptakan pekerjaan mungkin ceritanya akan lain. Tapi semua itu sudah berlalu dan itu akan saya jadikan pelajaran untuk mendidik anak saya nantinya tidak seperti ayahnya. Sekarang adalah eranya wirausaha yang harus maju bukan masanya kita untuk mencari pekerjaan.

Dalam kondisi yang serba sulit saat itu akhirnya saya mendapatkan pekerjaan di PT. Sanyo Precision Batam pada bulan November 1998 ( satu bulan setelah saya wisuda ), Lebih baik memang nasib saya saat itu dibandingkan dengan begitu banyaknya orang yang di PHK saat itu, ataupun teman saya yang masih banyak belum mendapatkan pekerjaan.

Satu tahun setelah bekerja di Batam, saya memutuskan untuk menikah. Dari pernikahan ini alhamdulillah sudah dikaruniai 2 putra dan putrid. kemudian setelah 3 tahun bekerja di Batam, saya mencoba peruntungan dengan pindah kerja di Cikarang di PT. Seksun Presisi Engineering. Pada saat bekerja di Cikarang inilah saya mencoba membuka usaha sambilan, berupa warung tenda dipinggir jalan Raya Cikarang-Cibarusah yaitu Roti Bakar dan Pisang Bakar. pengelolaannya saya serahkan kepada adik saya ( saya hanya sebagai pemodal ) waktu itu saya sama sekali tidak menangani usaha ini dan pengetahuan/pengalaman saya&adik mengenai bisnis juga tidak ada sama sekali. Jadi mungkin karena ketiadaan pengalaman dan kesabaran akhirnya usaha itu tutup dengan meninggalkan kerugian. Disaat yang sama pun istri saya buka warung kelontong di rumah kontrakan, kalau yang ini lumayan jalan karena lokasi kontrakan kami adalah kompleks kontrakan.

Setelah 2 tahun bekerja di Cikarang Karena kami tidak kerasan tinggal di Cikarang, akhirnya kami memutuskan pindah ke Batam lagi. Usaha warung kelontongnya saya serahkan ke adik saya lagi pengelolaannya. Tapi saya dengar setelah beberapa bulan usaha itupun tutup ( sedih banget ya ). Selama 2 tahun semenjak kepindahan kami ke Batam saya tidak ada usaha sampingan lagi. Tapi bukan berarti semangat untuk mempunyai usaha sendiri padam. Selama 2 tahun itu saya banyak belajar dari majalah, koran, tabloid bisnis. saya juga sering browsing di internet untuk mencari peluang usaha. dan saya banyak mengikuti milis2 bisnis seperti Bisnis-smart, tangandiatas( tahu dari P bukhin ), SSR-Klub, Forum_EA sampai dapur-bunda dll.

Pada tahun 2006 saya terinspirasi oleh Pisang goreng Pontia yang saat itu lagi terkenal itu di jakarta ( walaupun sy sendiri belum pernah melihat secara langsung ). akhirnya saya dapatkan resepnya dari milis dapur bunda. setelah saya eksperimen resep tsb selama satu bulan dan dengan menggunakan perhitungan dari" Plan & prediksinya" P bukhin yang penah diposting dimilis bisnis-smart. kemudian juga dikompori ama P jaya setiabudi " yang penting buka dulu, hitung2annya belakangan" kata beliau. akhirnya dengan semangat nekat saya putuskan untuk membuka usaha ini ( padahal modalnya cekak banget ) dengan menyewa gerai disalah satu foodcourt plaza di batam.

Saya cuti 1 minggu utk membuka usaha ini. Hari pertama pun dimulai, saya angkut barang dagangan saya menggunakan gerobak sepeda ( untuk jualan es mertua saya ) ke gerai karena saya belum punya kendaraan. Dan ujian pertama terjadi gerobak saya terbalik dijalan yang menurun ( Astaghfirullah ) adonan bertebaran ditengah jalan. akhirnya saya dan istri membuat adonan lagi di gerai. Ujian Kedua , Pembeli tak kunjung datang, pengunjung yang lewat membaca etalase saya dengan mengernyitkan dahi karena membaca bacaan " Pisang Goreng Crispy" dietalase ( Pisang seperti ini belum ada di Batam ). Sabarrr!! Hari pertama dilewati dengan beberapa potong saja yang terjual. Hal ini berlanjut sampai satu minggu.

Akhirnya saya punya ide untuk menambah produk saya dengan Pisang Bakar. dan saya promosikan ke teman2 saya melalui email dan SMS. Akhirnya pada minggu kedua mulai terlihat kegiatan jual beli digerai saya. ( BERSAMBUNG )

Saturday, October 21, 2006

Memulai Bisnis dari yang Kecil

Dikutip dari www.cikalmart.blogspot.com

Mulai dari yang KecilPierre Omidyar dari e-bay, William Colgate dari Colgate, David Gold dari 99 Cents Only Store, dan Dewitt dan Lila Wallce dari Reader's Digest. Apa persamaan tokoh-tokoh ini? Mereka kaya, sukses, dan mereka tidak bekerja untuk orang lain, tetapi memiliki usaha sendiri. Mereka tidak memulai dari usaha besar, tetapi dari usaha kecil yang kemudian menjadi besar. Ingin tahu rahasia sukses mereka?

MEMULAI USAHA SENDIRI

Memang banyak cara untuk meraih sukses. Salah satunya adalah dengan membangun usaha sendiri. Mengapa? Menurut Jennifer Basye Sander dan Peter Sander dalam buku mereka Niche and Grow Rich, kekayaan sangat jarang diperoleh dengan bekerja untuk orang lain. Pernyataan ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual-beli rumah mewah, Merrill Lynch. Untuk mengidentifikasi calon pembeli potensial, Merrill Lynch memutuskan untuk mempelajari profil dari pembeli-pembeli mereka yang termasuk dalam pembeli kelas utama (mereka yang memiliki aset di atas $ 5.000 juta). Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa 70% dari pelanggan kelas wahid tersebut adalah mereka yang memiliki usaha sendiri (bukan mewarisi kekayaan dari orang tua mereka). Mereka tidak bekerja bagi orang lain, tetapi bekerja untuk diri sendiri. Mereka bekerja keras, menabung, dan hidup hemat sampai akhirnya mereka berhasil mengumpulkan kekayaan dalam jumlah besar. Orang yang bekerja untuk dirinya sendiri tidak hanya dapat mengumpulkan banyak kekayaan, tetapi yang lebih penting, mereka juga senang melakukan pekerjaan yang mereka pilih sendiri. Dari Mana? Lisa Hammond, pendiri katalog barang yang dihasilkan oleh pengusaha wanita, dalam bukunya Dream Big mengatakan bahwa jika ingin mencari "panggilan bisnis" yang cocok, amati sekeliling Anda dan catatlah semua hal yang menarik perhatian Anda. Lisa Hammond sudah melakukan strategi ini. Lisa sudah memiliki mimpi untuk terjun dalam bisnis yang bisa membantu para pebisnis wanita. Tetapi ia belum tahu bisnis apa yang harus ditekuninya. Untuk itu, ia membuka-buka majalah, surat kabar, pergi keliling kota, mengunjungi tempat-tempat yang dianggapnya menarik, dan berbicara pada orang-orang yang dianggapnya bisa memberikan ide bisnis. Setiap kali ia menemukan ide yang menarik, ia mencatatnya dalam Buku Ide Bisnisnya. Catatannya bisa berupa foto, satu kata, satu kalimat, satu guntingan gambar, artikel ataupun iklan. Semua ia kumpulkan sedikit demi sedikit. Beberapa buku sudah ia habiskan untuk mengumpulkan ide bisnisnya, sampai akhirnya ia menemukan ide bisnis yang paling pas untuknya, yaitu membuat Femail, katalog barang yang dihasilkan pengusaha wanita. Cari Niche Market. Niche market adalah pasar khusus dengan kebutuhan khusus. Pasar ini memang pada awalnya tidak terlalu besar, tetapi memiliki pelanggan yang loyal jika kebutuhan mereka bisa terpenuhi. Misalnya: begitu banyak majalah untuk wanita dan keluarga, kemudian salah satu penerbit majalah mendapat ide untuk meluncurkan majalah untuk para orang tua yang memiliki balita. Biasanya para orang tua (terutama yang baru memiliki anak pertama) belum paham mengenai cara mengurus anak dan mereka sangat butuh informasi mengenai segala sesuatu yang menyangkut perawatan anak balita mereka. Lalu mengapa memulai dari niche market? Jika Anda baru memulai usaha, dan Anda ingin memulai usaha dari skala kecil, niche market merupakan titik awal yang paling aman (Jennifer Basye Sander dan Peter Sander, Niche and Grow Rich). Para pengusaha besar biasanya tidak bermain di pasar niche market, jadi persaingan juga relatif lebih mudah ditangani, dan target pasar di niche market umumnya akan menjadi loyal jika mereka memang dilayani dengan baik dan kebutuhan mereka dapat dipenuhi dengan tepat.

LANGKAH-LANGKAH

Setelah menetapkan ide bisnis yang rinci yang akan Anda jalankan, berikut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk memulai ide bisnis tersebut. Lakukan Penelitian. Jika Anda memiliki modal terbatas, dan masih belum siap secara keuangan untuk benar-benar lepas dari pekerjaan tetap Anda, Anda bisa memulai dari skala kecil, misalnya dengan melayani keluarga, tetangga atau kenalan, ataupun mulai dari usaha rumah tangga. Upaya ini dilakukan untuk melakukan tes pasar: bagaimana reaksi orang terhadap produk yang Anda tawarkan, apakah produk tersebut sudah baik, atau masih memerlukan perbaikan di beberapa bagian. Semua kegiatan ini merupakan penelitian yang Anda lakukan, dan hasilnya bisa Anda jadikan pelajaran berharga untuk melakukan perbaikan sedikit demi sedikit sehingga Anda dan produk Anda benar-benar siap diluncurkan dengan skala yang lebih besar. Misalnya jika Anda ingin berbisnis di bidang kue kering. Anda bisa menawarkan kue kering tersebut pada hari-hari raya kepada teman atau keluarga. Ketika mereka membeli jangan lupa menanyakan pendapat mereka mengenai produk tersebut (rasanya, tampilannya, harganya, bungkusnya). Pendapat ini dapat dijadikan masukan bagi perbaikan kualitas kue Anda berikutnya. Susun Rencana Tindakan. Setelah hasil penelitian yang Anda lakukan Anda pelajari dengan saksama, langkah selanjutnya adalah menindaklanjuti hasil penelitian tersebut dengan menyusun rencana yang lebih rinci untuk perbaikan dan peluncuran produk ke pasar yang lebih besar. Perencanaan ini bisa mencakup antara lain: penetapan nama produk, packaging dari produk, perbaikan proses produksi, jalur distribusi yang dipilih, modal tambahan yang diperlukan, orang-orang yang akan diajak bekerja sama (baik sebagai penanam modal, pegawai, ataupun penyalur produk), dan strategi pemasaran yang akan dijalankan (misalnya: dengan brosur, catalog, melalui website, e-mailing list, atau iklan di media komunitas RT/RW, organisasi sosial tempat Anda beraktivitas).Implementasi Rencana. Rencana yang telah disusun perlu ditindaklanjuti dengan tindakan nyata. Jika memang modal terbatas, rencana bisa direalisasikan secara bertahap dalam jangka waktu yang lebih panjang (namun, deadline tetap perlu untuk ditetapkan, agar Anda tetap terpacu untuk menyelesaikannya). Implementasi rencana perlu disertai dengan ketekunan dan kejelian untuk melakukan adaptasi terhadap situasi yang dihadapi. Mungkin saja Anda perlu melakukan penyesuaian terhadap rencana karena kondisi saat ini tidak seperti yang telah diperkirakan sebelumnya (ada kenaikan harga yang drastis, ada perubahan tren, resesi ekonomi, ataupun bencana alam dan bencana sosial).Menjadi perusahaan global yang sesungguhnya yang dihargai dan dihormati oleh seluruh orang di seluruh dunia juga merupakan visi global Toyota untuk 2010. Maka untuk memenangkan rasa percaya

CONTOH USAHA KECIL YANG SUKSES

Memang diperlukan perjuangan dan ketekunan dalam menerjemahkan mimpi besar ke dalam tindakan nyata. Sudah banyak yang telah meraih sukses dengan memulai dari yang kecil. Berikut adalah beberapa orang yang telah memulai dari kecil dan akhirnya meraih sukses besar.Disney. Tahukah Anda bahwa Walt Disney memulai usahanya dari sebuah gudang milik pamannya yang diubah menjadi sebuah studio? Pada saat itu, film-film yang dibuat adalah film-film layar lebar, Disney dan kakaknya melihat peluang besar di sebuah niche market (pembuat film kartun). Namun karena keterbatasan modal, mereka meminjam gudang milik paman mereka untuk memulai produksi film mereka yang pertama. Usaha di gudang ini kemudian berkembang menjadi kerajaan bisnis di dunia hiburan dengan penghasilan yang terus meningkat melalui film-film blockbusters yang dihasilkannya. Sekarang, selain usaha film kartun, Disney juga berhasil membangun "Dunia Fantasi", yaitu sebuah taman hiburan yang besar dan modern yang dikunjungi jutaan orang per tahunnya. Reader's Digest. Majalah yang sudah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa dan sudah melekat di hati jutaan pembaca di seluruh dunia selama beberapa dekade ini dibidani oleh Dewitt and Lila Wallace. Pasangan suami isteri Wallace ingin membagikan semangat juang dan kiat sukses kepada para pembacanya setelah terpukul oleh kepedihan dan kehancuran yang disebabkan oleh perang dunia. Dengan dana yang terbatas, mereka memulai pembuatan majalah ini dari skala kecil. Majalah ini pun dibuat dengan ukuran yang ekonomis (ukuran kecil, jauh lebih kecil dari majalah lain pada umumnya). Namun, dengan isi yang dirasakan bermanfaat oleh para pembaca, majalah ini akhirnya berkembang menjadi majalah internasional yang beredar di berbagai negara, dengan oplah yang mencapai jutaan eksemplar. Sebuah mimpi akan tetap menjadi mimpi jika tidak ada tindakan untuk mewujudkannya. Mimpi boleh saja besar, tetapi Anda bisa memulainya sekarang dari skala kecil. Dari tindakan kecil ini, Anda bisa mendapatkan pelajaran berharga yang bisa kita gunakan untuk memperbaiki tindakan yang berikutnya, sehingga akhirnya seluruh mimpi bisa terwujud. Jadi, sudahkah Anda mempunyai mimpi sukses? Tidak usah menunggu sampai Anda memiliki segalanya untuk mulai. Mulai sekarang, dan mulai dari skala kecil kalau memang Anda masih memiliki beberapa keterbatasan. Sukses untuk Anda.Copyright © Sinar Harapan 2003