Saturday, December 02, 2006

Sesuaikah Jenis Usaha Anda Dengan Tipe Kepribadian Anda?

Sesuaikah Jenis Usaha Anda Dengan Tipe Kepribadian Anda? (Bagian 1)
Ada 1001 macam jenis usaha yang sudah ada, dan mungkin ada 1001 macam jenis lagi yang akan digali oleh orang-orang inovatif. Peluang bisnis tidak akan pernah habis, dan kesempatan selalu akan ada selama umat manusia masih menjalankan hajat hidupnya di dunia ini.
Namun demikian, menentukan jenis usaha yang akan dipilih memang sering membingungkan. Ada orang yang menentukan bidang usahanya karena ia melihat bidang tersebut sedang "ngetrend", dan karena banyak sekali orang lain yang juga ingin mendirikan usaha dalam bidang yang sama.Ada lagi yang menetapkan jalur usahanya karena ia kebetulan punya pengalaman di jenis usaha tersebut sebelumnya. Orang lain mungkin membuka toko atas saran sahabat-sahabatnya. Karena keanekaragaman latar belakang seperti itu, bagi seorang pemula, menentukan kegiatan usaha tentu menjadi sesuatu yang sulit. Adakah pendekatan yang lebih mudah untuk mengatasi masalah ini ?
Beberapa orang mengeluhkan : "Saya tidak pintar "ngomong", mana bisa jadi usahawan ?" Sementara yang lain mengatakan : "Saya tidak bakat, tidak biasa dan tidak pandai dagang, mana mungkin jadi wiraswastawan ?" Sepintas memang kalimat-kalimat di atas cukup masuk akal, akan tetapi, sekali lagi perlu ditegaskan bahwa kewiraswastaan tidak identik dengan dagang, sedangkan untuk menjadi wiraswastawan tidak tergantung dari persoalan seseorang "pintar ngomong" atau tidak. Lebih penting adalah adanya niat, kemauan keras serta keuletan.
Yang perlu kita lakukan pertama kali adalah, memeriksa dan berusaha mengenal diri sendiri. Kita perlu mengetahui, siapa diri kita sebenarnya, bagaimana sifatnya, apa saja kemampuannya, apa saja kesenangan-kesenangan nya dan sebagainya. Dengan mengenali diri sendiri seperti itu, kita akan lebih mudah menyesuaikan bidang usaha yang akan dijalankan.Sifat dan pembawaan seseorang merupakan hal penting yang perlu diperiksa terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengusahakan sesuatu. Manusia, pertama sekali bisa dilihat dari minatnya untuk berhubungan dengan manusia-manusia lain. Sebagian orang memiliki tipe dasar kepribadian yang cenderung "ingin" membangun hubungan-hubungan dan ikatan-ikatan terhadap orang-orang lain. Sebagian lagi justru berorientasi meminimalisasi diri dari kontak-kontak antar manusia. Di antara kedua sifat ekstrim tersebut, orang-orang lainnya mempunyai kadar atau intensitas yang berbeda-beda dalam hal keinginan berkomunikasi satu sama lain.
Pada ekstrim yang pertama dimana orang memiliki pembawaan yang selalu "terbuka" bagi pergaulan dengan anggota masyarakat lainnya, disebut orang yang "terbuka", atau dikatakan juga "extrovert". Sebaliknya, orang-orang yang sangat membatasi diri dari pergaulan, disebut orang yang "tertutup" atau "introvert".Selain persoalan "introvert" dan "extrovert" yang merupakan sifat-sifat manusia tentang bagaimana orientasinya dalam berhubungan dengan masyarakat, maka kita juga perlu melihat bagaimana kecenderungannya dalam melaksanakan hubungan itu sendiri. Apakah ia cenderung memerintah dan mengendalikan orang lain, ataukah justru condong mengalah. Yang disebut terdahulu, orang dengan kecenderungan ingin mengendalikan orang lain, dinamakan sifat yang "dominatif", sedang yang kedua dinamakan "dedikatif".
Dengan demikian ada dua sisi penilaian, yang pertama tentang intensitas keinginan bergaul yang terdiri dari sifat-sifat "introvert" dan "extrovert", serta yang kedua tentang kadar dorongan mendominasi orang lain, terdiri dari jenis "dominatif" dan "dedikatif". Kombinasi dari keduanya, kalau digambarkan akan membentuk sebuah garis sumbu X (horisontal) yang mewakili garis "kadar dominasi", yang dipotong oleh sebuah garis sumbu Y (vertikal) yang mewakili intensitas keinginan berhubungan dengan orang lain, yang kita sebut sebagai garis "pembawaan".Dengan demikian, akan diperoleh 4 buah kuadran yang masing-masingnya akan menunjukkan sebuah tipe pembawaan manusia, dalam hubungannya dengan bagaimana yang bersangkutan mengadakan kontak dengan orang-orang lain.
Kuadran pertama, menggambarkan tipe menusia yang dinamakan "Dominan" (D), dibentuk dari perpaduan sifat introvert, dengan pembawaan yang kuat untuk mendominasi orang lain. Kuadran kedua, mewakili orang-orang dengan sifat extrovert, senang bergaul dengan orang banyak, terkombinasi dengan bawaan yang juga mendominasi. Golongan ini dinamakan orang-orang dari tipe "Populer" (P), karena sifatnya cenderung mencari pengaruh (influence), popularitas dan persahabatan. Kemudian, ada lagi tipe "Tenang" (T), dibentuk dari perpaduan antara bawaan yang extrovert, dengan sifat condong mengalah pada orang lain. Disebut tipe "Tenang" karena yang bersangkutan biasanya berperilaku tenang (steadiness) serta ramah-tamah (amiable). Tipe "T" terdapat pada kuadran ketiga. Terakhir adalah tipe "Konvensional" (K), terdapat pada kuadran terakhir, kuadran ke empat. Tipe ini dibentuk dari pembawaan yang introvert, terkombinasi dengan sifat mengalah atau melayani.Dengan adanya keempat tipe ini, masing-masing D,P,T dan K, kita akan mendapatkan peluang untuk menganalisa kondisi mereka, tentang kecondongan-kecondongannya dalam berinteraksi dengan orang-orang lain serta lingkungannya. Kita mulai untuk melihat bagaimanakah kira-kira seluk-beluk orang dari tipe "Dominan".Orang tipe "D" memiliki motivasi dasar untuk mengejar prestasi. Tindak tanduknya selalu berorientasi kearah suksesnya hasil akhir dari suatu pekerjaan atau tanggung jawab. Sangat menyenangi tantangan, dan untuk bisa berhasil, mereka akan bersedia bekerja keras, bahkan kalau perlu, dengan cara apa saja atau menghalalkan segala cara. Kurang peduli terhadap lingkungan pergaulan, tidak banyak bicara, bertindak serba cepat dan praktis, langsung kesasaran.Individual tipe "D" menyukai kebebasan, situasi dimana ia tidak diatur-atur orang lain, bebas berkreasi, bebas mengembangkan ide-idenya sendiri untuk mengalahkan tantangan yang dihadapinya. Mereka juga menginginkan kekuasaan, karena tanpa otoritas, keinginannya untuk mengembangkan kreativitas dan gagasan-gagasannya tentu akan banyak terhambat oleh orang lain yang lebih berkuasa. Bila berhasil mengatasi suatu permasalahan, biasanya mereka sudah tidak tertarik lagi untuk menghadapi masalah yang sama, karena kadar tantangannya sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, mereka amat menyukai aktivitas yang bervariasi, makin banyak keragaman, makin bergairah mereka bekerja. Dalam bekerja pun, tingkat kesulitan merupakan sorotan tersendiri. Bagi orang tipe "D", pekerjaan yang bermutu, adalah pekerjaan yang tingkat kesulitannya tinggi, baru mereka merasa tertantang dan mendapat kepuasan setelah berhasil.
Para "Dominan" yang bekerja disuatu perusahaan atau instansi, menginginkan bahwa status dan jenjang karir yang mereka peroleh, merupakan penghargaan atas prestasi-prestasi kerja mereka. Dengan begitu, mereka akan mendapatkan kebanggaan tersendiri bahwa prestasinya adalah hasil dari serentetan kerja keras dan susah payah.
Sementara itu, orang-orang tipe "P", melakukan sepak terjangnya berdasarkan motivasi untuk memperoleh "pengakuan" (recognition) dari orang banyak, sehingga mereka bisa merasa diri sebagai orang penting dilingkungannya. Karena tujuannya lebih pada bagaimana penilaian orang banyak, maka orang "P" kadang-kadang kurang mewaspadai hasil akhir dari suatu pekerjaan, termasuk batas waktu penyelesaiannya. Mereka menginginkan popularitas, dan untuk itu mereka akan berusaha sedapat-dapatnya untuk mencari pengaruh (influence) kesana-kemari.
Tipe "P" menginginkan prestise, banyak bicara dan sangat mendambakan hubungan-hubungan yang hangat serta bersahabat dengan berbagai fihak. Seperti juga orang tipe "D", para "Popularian" menghendaki situasi yang penuh kebebasan, jauh dari aturan-aturan ketat serta kendali-kendali yang terlalu rinci. Kreativitas menghendaki kebebasan, begitu menurut mereka.Sebagai konsekuensi dari sifat mereka yang extrovert, orang "Pop" sangat menyenangi pergaulan dengan orang banyak, dengan siapa saja. Pintar bergaul. Untuk itu mereka tidak segan-segan untuk menolong orang lain, serta memotivasi siapa pun yang menurutnya membutuhkan dorongan guna mencapai kemajuan-kemajuan dalam bisnis atau kehidupan ini. Berbicara, baik antar pribadi maupun di depan publik, sambil melontarkan berbagai gagasan dan ide-ide, merupakan kemampuannya yang cukup spesifik. Itu semua menyebabkan mereka bergairah.
Kelompok manusia bertipe "T", motivasi dasarnya adalah persahabatan serta rasa saling menghargai antar sesama. Mereka juga "extrovert", senang dan pandai bergaul. Akant tetapi, umumnya tidak mempunyai ambisi besar dalam hal mencapai prestasi apa pun. Semua dilaksanakan secara "biasa-biasa" saja. Pembawaan mereka tenang, kalem, dan ramah tamah. Karena sifat yang demikian, jarang orang "T" dinilai sombong atau angkuh, sebaliknya merekalah orang-orang yang dianggap mudah untuk diajak berkonsultasi atau berdiskusi, terutama sebagian di antaranya yang dianggap berotak encer.Berbeda dengan tipe "D", kelompok tenang ini kurang menyukai tanggung jawab dan tantangan yang bervariasi. Condong untuk berspesialisasi, guna membatasi ruang lingkup tanggung jawab pada area tertentu saja. Sebagai extrovert, orang "T" juga senang bergabung dalam kelompok-kelompok orang banyak, berpartisipasi sebagai anggota. Dalam bekerja, lebih menyukai hadir dalam sistem yang sudah mapan, dimana segala sesuatunya sudah baku dan memiliki panduan-panduan yang jelas.Karena kurang menyenangi tantangan, dengan sendirinya mereka juga kurang berani mengambil risiko-risiko besar, sehingga condong memilih lingkungan yang aman. Bila ditempatkan ke dalam lingkungan baru yang masih asing, butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Berusaha bertahan untuk selalu berada pada lingkungan yang sudah dikenalnya dengan baik. Bagi orang-orang "T", untuk dapat mencapai sesuatu, diperlukan penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang sasaran yang hendak dicapai, sekaligus apa peran mereka dalam kerangka tugas.
Terakhir pada kuadran keempat, kita temui orang-orang dari kalangan "Konvensional". Orang tipe "K" biasanya bekerja dengan acuan ketelitian, hasil yang benar dan sempurna menurut kaidah-kaidah yang sudah baku, serta kualitas tinggi. Mereka termasuk "introvert", kurang peduli dengan lingkungan sosialnya, sehingga condong membatasi diri dalam berhubungan dengan manusia lain.Sebagai kompensasi, mereka umumnya sangat teliti dalam pekerjaan, perfeksionis, selalu mengacu pada kesempurnaan hasil akhir. Akan tetapi, karena terlalu telitinya, sering terjadi mereka kurang memperhatikan batas waktu, berharap adanya tuntunan yang jelas langkah demi langkah, serta kadang-kadang butuh dukungan menyeluruh.Seperti tipe "T", orang-orang konvensional ini juga mendambakan lingkungan yang aman-aman saja. Bisa bekerja dalam kelompok, dengan basis pemikiran bahwa risiko yang dihadapi akan bisa ditekan sekecil mungkin, dan ditanggung bersama.Karena "introvert"nya, mereka sering mengharapkan mendapat tugas-tugas yang bisa "menenggelamkan" mereka ke dalam keasyikan bekerja. Oleh karenanya, pekerjaan-pekerjaan yang sesuai adalah jenis-jenis yang membutuhkan keakuratan tinggi, atau bidang-bidang penelitian.
Dalam hubungannya dengan pemilihan bidang usaha yang sesuai dengan masing-masing pembawaan di atas, dapat kita lihat bahwa terdapat 4 kuadran yang merupakan hasil kombinasi dan interaksi dari sifat-sifat bawaan tersebut. Perhatikan gambar 2.Kalau kita tarik kesimpulan dari sumbu vetikal, maka terlihat bahwa orang-orang yang termasuk "extrovert" lebih sesuai untuk memilih bidang-bidang yang memungkinkannya bertemu dengan orang banyak. Di dunia industri, mereka bisa banyak berperan dalam jalur-jalur distribusi. Sebaliknya, bagi kelompok "introvert", akan lebih cocok bila bergerak dalam kegiatan produksi. Sesuaikah Jenis Usaha Anda Dengan Tipe Kepribadian Anda? (Bagian 2)Dari sumbu horisontal, untuk mereka yang dominan, akan lebih pas kalau menggeluti bidang-bidang usaha yang akan menempatkan dirinya pada posisi mental yang lebih tinggi dari orang lain, sehingga "naluri dominasi"nya akan tersalur dengan baik. Di ujung yang berlawanan, terdapat kelompok orang-orang yang "dedikatif". Mereka ini justru lebih sesuai bila bergerak dalam bidang-bidang yang lebih bersifat "melayani" orang lain.
Pada kuadran I akan kita dapati orang-orang yang kecenderungan bisnisnya dipengaruhi oleh sifat yang mendominasi, serta pembawaan yang introvert. Maka pada daerah ini akan kita temui kelompok wiraswastawan yang menonjol dalam hal kreativitas. Kita sebut kuadran I sebagai "daerah kreatif". Kuadran II ditempati oleh mereka yang perilakunya dipengaruhi oleh sifat yang mendominasi, serta pembawaan yang extrovert. Maka pada daerah ini akan kita jumpai kelompok wiraswastawan yang lebih cenderung memberikan konsultasi dan pengarahan. Kuadran II kita sebut sebagai "daerah konsultatif"Kuadran III merupakan tempat orang-orang yang perilakunya dipengaruhi oleh sifat yang condong melayani, terkombinasi dengan pembawaan "extrovert". Kelompok ini lebih cenderung memberikan pelayanan kepada orang lain, menyukai persahabatan yang tulus, dan tidak berusaha mempengaruhi orang lain. Kuadran III kita namakan sebagai "daerah servis (pelayanan)".
Terakhir, kuadran IV, adalah tempatnya orang-orang yang sifatnya condong memberikan layanan, tapi pembawaannya tertutup, alias "introvert". Kesukaannya lebih kepada hal-hal yang rinci, mengupas masalah-masalah yang ruwet. Oleh sebab itu, kuadran IV bisa disebut sebagai "daerah analitis".Sekarang mari kita kaji, dari ke-4 tipe manusia di atas, jenis usaha apa saja yang kira-kira sesuai untuk dijalankan oleh mereka masing-masing.· Orang Dominan, Kelompok Kreatif : Terdiri diri orang-orang yang karena kreativitasnya, sangat mendambakan kebebasan. Dalam bekerja, mereka berorientasi pada pencapaian hasil akhir yang baik. Biasa bekerja sendiri, tidak banyak bicara. Jadi, mereka tergolong pada orang-orang yang "tidak pintar ngomong" (seperti telah disinggung pada bagian awal artikel ini). Karena sifatnya dominan, dalam berwiraswasta seyogyanya lebih memilih bidang-bidang yang tidak perlu banyak berhubungan dengan orang lain guna "lobi-melobi", karena tugas itu tidak cocok dengan temperamennya. Mereka juga termasuk introvert, oleh sebab itu, lebih baik bergerak dalam bidang produksi, menghasilkan produk-produk tertentu. Di sini, semua ambisi, kebebasan berkreasi serta gagasan-gagasan inovasi bisa terlampiaskan. Bagi orang-orang dari kalangan menengah ke atas, bisa memulai bisnis dengan mendirikan industri-industri besar. Tapi, bagi kalangan menengah kebawah, bisa mencoba industri-industri rumah atau kerajinan.· Orang Popularian, Kelompok Konsultatif :Orang-orang dari kelompok ini bersifat dominatif dan, karena berpembawaan extrovert, mereka menyukai pergaulan, senang bertemu dengan publik. Pandai bicara. Meski demikian, mereka selalu cenderung mempengaruhi orang lain. Senang popularitas. Positifnya, kebanyakan dari mereka suka membantu dan menolong. Oleh karena itu, orang-orang konsultatif lebih sesuai dalam bidang-bidang usaha yang bersifat mengarahkan atau memberi instruksi. Contohnya, jadi konsultan, membuka kursus, menjadi pelatih olahraga. Sebagai extrovert, mereka juga baik dalam bidang-bidang distribusi, sales dan perdagangan.· Orang Tipe Tenang, Kelompok Servis/Pelayanan :Sesuai dengan namanya, kelompok ini lebih cocok dalam bidang-bidang yang memberikan layanan kepada pihak lain. Kelebihan orang servis adalah kemampuannya mengikuti keinginan-keinginan orang, yang dilayaninya dengan tulus. Jadi berlawanan dengan kelompok konsultatif yang justru berusaha mengendalikan orang lain.Bidang usaha layanan bisa bermacam-macam, mulai dari membuka bengkel otomotif, elektronik sampai berbagai usaha jasa lainnya.· Orang Konvensional, Kelompok Analitis :Sifat introvert terkombinasi dengan pembawaan yang dedikatif, membuat kelompok ini lebih sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat "memecahkan problem" (problem solver). Cocok untuk membuka usaha seperti jasa terjemahan, reparasi atau akuntan publik. Tentu saja dengan catatan bahwa mereka harus menguasai ilmu pengetahuan yang sesuai.Guna memberikan familiaritas yang lebih baik tentang berbagai bidang usaha dalam hubungannya dengan tipe dan pembawaan manusia, dibawah ini kita lihat aneka kemungkinan pilihan yang bisa diambil, sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing orang yang berkepentingan.Bidang Usaha Kelompok KreatifSebagaimana diutarakan di atas, sebelum seseorang menerjunkan diri ke lapangan usaha, seyogyanya ia melakukan penilaian diri terlebih dahulu. Dengan demikian ia akan mengetahui termasuk kelompok manakah kira-kira dirinya itu. Apakah tergolong kelompok kreatif, konsultatif, servis ataukah analatis. Setelah itu, ada lagi yang harus diperiksa lebih jauh, yakni apakah dirinya memiliki sebuah keterampilan khusus, atau menguasai ilmu pengetahuan tertentu dan juga barangkali mempunyai hobi yang khas. Semua hal tersebut akan dapat menjadi modal yang berharga bagi kelanjutan perwujudan usaha.
Memproduksi sesuatu, adalah pilihan yang sesuai untuk orang-orang yang "introvert-dominan". Untuk itu, bidang produksi menyediakan alternatif yang tak terbatas dalam hal komoditas yang akan dibuat. Namun, tetap harus diingat bahwasanya membuat suatu produk harus terlebih dahulu dipastikan tentang kemungkinan pemasarannya. Produk bisa menjadi "sellable" (bisa dijual) atau "marketable" (bisa dipasarkan), bila nyata-nyata ada pihak-pihak yang membutuhkannya. Sebuah usaha akan menjadi sia-sia bila produknya tidak ada yang membeli. Contoh-contoh bidang usaha dalam sektor produksi, antara lain adalah :
(1) Bidang Makanan/Minuman : Bidang ini sangat bervariasi dan bisa diwujudkan dalam berbagai tingkatan sesuai dengan tingkat lapisan masyarakat yang akan dituju. Misalnya, kita bisa mendirikan warung makan untuk kalangan menengah ke bawah, atau bahkan restoran mewah untuk kalangan atas, bila modalnya ada. Bisnis makanan dalam bentuk rumah makan atau warung, merupakan salah satu bentuk usaha yang sangat menguntungkan, karena tingkat keuntungannya termasuk besar, bisa mencapai 50% lebih, bahkan dalam kasus-kasus tertentu dapat melebihi 100%. Keunggulan bidang makanan sudah dibuktikan oleh kalangan Warung Tegal (warteg) serta restoran Padang.
(2) Bentuk-bentuk lain dari bisnis makanan adalah usaha catering, yang meliputi nasi rantangan konsumsi karyawan kantor, pesta dan lain-lain, kemudian produksi kue-kue, makanan kecil, minuman segar dan es krim, roti (bakery) dan roti keliling, makanan asongan, aneka manisan dan permen, dan berbagai hidangan lainnya. Pakan ternak juga bisa digolongkan dalam jenis usaha makanan. Saya melihat yang masih berpeluang untuk maju adalah jenis-jenis makanan khas daerah, karena masih teramat banyak jenisnya yang belum diketengahkan dan dipromosikan pada masyarakat nasional. Kita bisa melihat dari sekian jumlah daerah dan suku di Indonesia, baru satu dua makanannya yang telah dikenal luas dan digemari sebagai hidangan lezat. Beberapa diantaranya adalah Sate Madura, Masakan Padang, Pempek Palembang, Gudeg Jogya, Rica-rica dan Bubur Manado, Masakan Sunda, Es Palubutung dari Sulsel, Sagu Ambon, Asinan Bogor dan beberapa lainnya.
(3) Kerajinan :Selain untuk kebutuhan dalam negeri, barang kerajinan juga unggul dalam hal ekspor. Calon wiraswastawan di daerah-daerah sebaiknya memikirkan atau menggali kembali potensi daerahnya yang mungkin saja memiliki jenis-jenis kerajinan yang bisa diketengahkan ke lingkup nasional maupun internasional.
(4) L o g a m : Sentra industri logam di Tegal adalah contoh yang baik, bagaimana kretivitas bisa diwujudkan dalam bidang industri. Sekarang ini masih dibutuhkan terobosan-terobosan baru yang memungkinkan mutu produk logam tersebut bisa lebih ditingkatkan.
(5) Pertanian dan Agrobisnis : Bidang yang merupakan sumber daya paling fundamental dari bangsa Indonesia. Dalam masa krisis, bidang ini telah membuktikan diri sebagai bidang usaha yang tidak saja kebal krisis, tapi bahkan menangguk keuntungan berlipat ganda.
(6) Peternakan dan Tambak : Ini juga sangat berpotensi ekspor, sehingga patut diperhitungkan sebagai jalur bisnis kebal krisis. Udang adalah salah satu komoditas primadonanya.
(7) Rajutan, Bordir, Renda : Meski termasuk kelompok kerajinan, bidang ini bisa diberi perhatian ekstra, karena lebih condong melibatkan tenaga-tenaga wanita. Penulis sangat berharap, jumlah wiraswastawati di Indonesia bisa terus bertambah.
(8) S a b l o n :Kaum kreatif bisa melampiaskan kreativitasnya lewat seni menyablon. Penerapan sablon amat luas, bisa untuk pakaian seperti baju kaus, barang-barang hiasan, peralatan kantor dan lain-lain. Untuk menguasai keterampilan sablon, banyak tersedia kursus-kursus persablonan di banyak kota besar. Biayanya relatif tidak mahal, sehingga patut dijadikan sebuah alternatif unggulan bagi yang ingin terjun ke dunia wiraswasta. Sudah terbukti, dengan sablon banyak pengusaha kecil bisa berkembang dengan baik. Syaratnya adalah penjiwaan, karena sablon berhubungan erat dengan seni dan keindahan.
(9) Penerbitan : Menjadi penerbit, bisa juga dimulai secara kecil-kecilan lebih dahulu. Kalau sang pengusaha juga mampu menulis, usaha ini akan lebih ideal lagi. Pada beberapa kejadian, ada pengusaha kecil yang memulai penerbitannya dengan cara pesanan melalui kotak pos atau internet, sehingga tidak perlu mencetak dengan jumlah besar-besaran sebagaimana dilakukan oleh penerbit yang sudah mapan.
(10) Mainan anak-anak : Komoditas ini ternyata cukup menjanjikan, karena jumlah anak-anak amat banyak. Memproduksi mainan anak tidak perlu yang mewah dan mahal. Di lingkungan sekolah banyak pedagang-pedagang kecil yang menjual mainan-mainan sederhana buatan sendiri (pekerjaan tangan), ternyata amat laris. Anak kecil tidak banyak memperhatikan segi kemewahan, yang penting adalah ide yang sejalan dengan dunia khayal anak-anak. Ada juga beberapa pengusaha kecil yang memproduksi mainan anak sederhana terbat dari tripleks, dan bisa dipasarkan kepada berbagai sekolah taman kanak-kanak.
(11) Kartu ucapan : Meski kelihatan sepele, ternyata kartu ucapan memiliki harapan masa depan yang tidak sepele. Dengan kreativitas tinggi, berbagai merek kartu ucapan seperti HallMark dan lain-lain mampu mengeruk keuntungan besar. Pengusaha Indonesia yang berhasil di bidang ini antara lain adalah produsen kartu ucapan merek Harvest. Mereka yang kreatif di bidang ini, paling tidak bisa memenuhi nafkahnya hanya dengan bersenjatakan pena dan kertas atau amplop, sebagaimana yang dilakukan para pionir di bilangan Pasar Baru Jakarta.
(12) Karya Intelektual :Perwujudan paling murni dari ungkapan bahwa kewiraswastaan merupakan "kerja otak" dan bukan "kerja otot", adalah dalam bentuk Karya Intelektual (KI). Yang dimaksud dengan KI adalah produk-produk yang sepenuhnya merupakan hasil kerja kecerdasan seseorang. Yang termasuk dalam golongan ini adalah : pembuatan perangkat lunak (software) komputer, penulisan buku baik sastra, teknik dan lain-lain, skenario film, sinetron, drama dan lain sebagainya, paket pelajaran tambahan, penciptaan lagu-lagu, karya-karya seni dan lain-lain semacamnya. Sukses dalam KI, akan memungkinkan seseorang menjadi sangat kaya dan sangat terkenal pula. Contohnya adalah Bill Gates, yang berhasil dalam bisnis perangkat lunak komputer, dan sekarang menjadi salah seorang terkaya di dunia.
Sesuaikah Jenis Usaha Anda Dengan Tipe Kepribadian Anda? (Bagian 3 )
Bidang Usaha Kelompok KonsultatifUntuk kalangan yang "extrovert dominan", bidang usaha yang lebih sesuai adalah bidang-bidang yang memungkinkannya berada pada posisi pemegang kendali. Maka, di bawah ini adalah jenis-jenis usaha untuk kalangan mereka :
1) Jasa Konsultasi : Dengan menjadi konsultan, orang-orang dari kelompok ini akan bisa menyalurkan pembawaannya yang dominatif, langsung pada klien. Di sini hubungan kerja antara wiraswastawan (konsultan) dengan pelanggan (klien)nya akan sangat "klop", karena pihak klien sebagai pihak yang membutuhkan secara otomatis akan selalu mengikuti apa yang dinasehatkan, diusulkan atau diinstruksikan oleh sang konsultan. Perlu diperhatikan bahwa untuk menjadi konsultan, seseorang harus mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Ada banyak bidang konsultansi, antara lain konsultan pajak, konsultan keuangan. konsultan pemasaran, konsultan konstruksi, konsultan komputer dan lain-lain.
2) Kursus-kursus : Alternatif lain bagi kaum konsultatif adalah membuka usaha dalam bidang pendidikan dan pelatihan. Kursus-kursus keterampilan dan ketenagakerjaan amat diperlukan di Indonesia, karena sebagai negara berkembang, tenaga-tenaga ahli atau terampil merupakan syarat mutlak pelaksanaan pembangunan. Sampai saat ini kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat tumbuh dengan suburnya, namun kebutuhan untuk itu masih tetap kurang. Maka, boleh dikatakan orang-orang konsultatif sangat berpeluang di bidang ini. Jenis kursus yang termasuk populer dan terus dibutuhkan antara lain adalah Bahasa-bahasa Asing seperti Inggris, Jepang, Mandarin, Keterampilan seperti Sablon, Mengetik, Komputer, Menjahit, Memasak dan sebagainya. Begitu juga dengan kursus Manajemen.
3) Pusat Kebugaran dan Pelatih Olahraga : Bagi mereka yang menyenangi dan menguasai teknik-teknik berolahraga dapat menggunakan kepandaiannya itu untuk berwiraswasta. Antara lain dengan menjadi pelatih olahraga atau membuka pusat kebugaran (fitness center). Banyak sudah figur sukses dalam bidang ini yang kita ketahui, seperti misalnya para pelatih sepak bola yang direkrut PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) dibayar jutaan rupiah setiap bulannya. Para pelatih aerobik kelas "biasa" rata-rata dibayar sekitar Rp. 500.000,- untuk sekali acara senam pagi selama 1 - 1,5 jam.
4) Bidang Perdagangan : Ini merupakan bidang yang secara meluas digandrungi oleh pengusaha-pengusaha dengan temperamen "dominan extrovert". Pengertian dagang yang paling murni adalah menjual barang yang diperoleh dari pihak lain. Dengan demikian, perdagangan lebih condong menyerupai jaringan distribusi barang. Untuk menjalankan perdagangan, bisa ditempuh bermacam-macam jalur, misalnya sebagai distributor, sub-distributor, dealer, agen, reseller (penjual) atau retailer (pengecer). Kebanyakan orang tipe konsultatif sukses dalam perdagangan, karena mereka memang memiliki kelebihan alamiah, berupa kesenangan bergaul dengan banyak orang, pintar bicara dan selalu berkeinginan mempengaruhi pihak lain. Sifat-sifat seperti itu sangat mendukung dalam kewiraniagaan (salesmanship). Perdagangan sebagai jalur distribusi tidak hanya mencakup perdagangan besar saja dengan sebutan-sebutan seperti tertera diatas, tapi juga termasuk pedagang-pedagang kecil gurem. Misalnya, pedagang asongan yang menawarkan "rokok ketengan/eceran" adalah pedagang kecil pendistribusi rokok, sedangkan anak-anak pejaja koran berfungsi sebagai pedagang kecil penyalur surat kabar. Mereka semua termasuk instrumen perdagangan yang diperhitungkan.
Bidang Usaha Kelompok PelayananKelompok ini termasuk "extrovert", namun polaritasnya berbeda dengan kelompok konsultatif. Kalau yang disebut terakhir lebih condong mendominasi, maka kelompok servis conderung melayani atau mengikuti keinginan-keinginan orang lain. Oleh sebab itu, bidang-bidang yang sesuai dengan mereka antara lain adalah :
1) Biro Jasa : Banyak jenis biro jasa, misalnya jasa pengurusan surat-surat seperti perpanjangan SIM (Surat Izin Mengemudi), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), SIUP (Surat Izin usaha Perdagangan) dan lain-lain. Ada lagi jasa penarikan kendaraan mogok, sekolah mengemudi dan sejenisnya.
2) Biro Teknik : Ini juga bidang usaha jasa, karena melayani khalayak masyarakat yang mengalami kesulitan dengan peralatan-peralatan teknik seperti pompa air listrik, kompor listrik, kulkas, AC (air conditioner) serta instalasi listrik. Orang dari golongan "servis" sangat unggul dalam bidang tersebut.
3) Jasa Pengetikan : Amat populer dewasa ini, karena jumlah kantor dan perguruan tinggi sudah amat banyak. Mahasiswa yang sedang dalam tugas membuat skripsi merupakan pelanggan utama dari jasa pengetikan semacam itu. Untuk mendirikan, harus diperhatikan lokasi usaha yang strategis terhadap pusat-pusat keberadaan pelanggan seperti kampus dan kantor.
4) Foto Kopi dan Penjilidan : Bidang yang masih satu rumpun dengan jasa pengetikan. Namun, jasa ini memerlukan investasi yang lebih besar dari pada jasa pengetikan, sehingga perlu dipikirkan bagaimana mencari solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan modal. Alternatif dapat diambil misalnya dengan mencari mitra penyandang dana, ditambah dukungan distributor. Perlu diketahui bahwa mesin foto kopi bisa disewa untuk keperluan tersebut.
5) Sablon Pesanan : Bidang yang sama dengan bidang persablonan pada kelompok kreatif. Disini, lebih ditekankan pada sistem pesanan, sehingga pelanggan memiliki kebebasan untuk menentukan rancangan dan motif yang dikehendaki. Dalam keadaan bagaimana pun, harus diusahakan agar industrti sablon bisa melayani pesanan disamping produksi standar.
6) Perbengkelan : Meski pada prinsipnya sama, perbengkelan bisa mencakup berbagai bidang yang berbeda. Misalnya, ada bengkel otomotif, yang melayani perbaikan kendaraan roda empat atau roda dua. Ada juga bengkel elektronik, untuk menangani pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat elektronik seperti TV, radio, stereo set, mini compo dan lain-lain, alat-alat elektrik seperti AC, lemari es dan sebagainya. Pada masa sekarang, pemakaian alat-alat tersebut sudah sangat umum, sehingga bidang ini pun cukup menjanjikan. Pilihlah bidang yang disukai dan perdalamlah pengetahuan di bidang bersangkutan.
7) Kontraktor dan Jasa Perbaikan Bangunan : Di kota-kota besar terutama, sekarang ini banyak pemilik rumah yang menghendaki pemeliharaan tempat tinggalnya bisa dilayani dengan cepat dan baik. Begitu juga dengan kantor. Oleh karena itu, peluang dalam bidang ini, cukup bisa diharapkan. Permintaan bisa amat bervariasi dari yang ringan-ringan seperti perbaikan atap yang bocor, pengecatan, sampai yang besar seperti renovasi total atau mendirikan bangunan baru.
8) Rumah Kost : Untuk kebutuhan karyawan atau mahasiswa, di kota-kota besar permintaan jasa akomodasi dalam bentuk rumah kost atau kontrakan cukup tinggi. Peluang ini perlu ditangkap, karena masa depannya cerah. Satu kamar berukuran 15 m2 , bisa dikenai biaya sebesar Rp.1.000.000,- per bulan.
9) Salon Kecantikan : Bidang ini tetap menjadi pilihan favorit bagi kaum wanita, karena dari masa ke masa, kecantikan merupakan kebutuhan pokok kaum hawa. Mendirikan usaha ini pun relatif mudah, karena tidak memerlukan tempat yang terlalu besar, bisa mengambil tempat di lokasi mana pun baik di daerah bisnis maupun di daerah tempat tinggal. Untuk mendalami bidang ini, sekolah-sekolah atau kursus kecantikan banyak sekali dan mudah ditemui, terutama di perkotaan.
10) Makelar: Makelar adalah bisnis mediator atau perantara antara penjual dan peminat. Dari situ, makelar bisa mendapat fee (uang jasa) yang lumayan. Makelar bisa bergerak untuk bermacam-macam komoditas, bisa tanah, rumah, kendaraan, surat berharga dan lain sebagainya. Untuk menggeluti bidang ini, diperlukan keuletan dan kerajinan yang luar biasa, tetapi sekali berhasil dalam satu penjualan tanah atau rumah, biasanya pendapatannya besar. Sebagai usaha bercirikan "modal dengkul", "makelarisme" perlu dipertimbangkan sebagai langkah awal berwirausaha.
Bidang Usaha Kelompok AnalitisKelompok analitis sebenarnya kurang menyukai bertemu orang banyak, apalagi dalam frekuensi yang sering. Maka dari itu, mereka perlu berusaha di bidang-bidang yang tidak mengharuskannya terlalu banyak "bersosialisasi", tapi cukup banyak memberi kesempatan untuk berkonsentrasi penuh memecahkan masalah-masalah sebagai dasar bisnisnya. Ingat, bahwa mereka adalah "pemecah masalah" (problem solver).
Bidang semacam itu antara lain adalah :
1) Jasa Terjemahan : Bisnis ini cukup memberi tantangan kepada para analitis, dengan intensitas yang memadai. Terjemahan banyak diperlukan oleh institusi-institusi yang mempunyai hubungan erat dengan dokumen-dokumen, data-data, atau aspek bisnis berlingkup internasional. Fee yang bisa diperoleh tergolong cukup besar, sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran dalam hal menanggulangi biaya-biaya operasional usaha.
2) Jasa Reparasi Perangkat Elektronik dan Teknologi Informasi : Dua bidang yang memberikan tantangan analitik yang besar adalah dunia elektronik serta Teknologi Informasi. Bagi wirausahawan yang mempunyai kecenderungan sifat yang "introvert" sekaligus berpembawaan dedikatif, "menenggelamkan diri" dalam keruwetan permasalahan sistem canggih, merupakan kebahagiaan tersendiri. Maka, bidang ini juga bisa dijadikan alternatif pemilihan bidang usaha. Tentu saja dengan catatan bahwa teknologi yang diperlukan harus dikuasai.
3) Karya Intelektual : Bidang yang sama dengan yang kita dapatkan pada kaum kreatif. Ini dapat terjadi karena kedua kelompok itu mempunyai komponen pembawaan yang sama, yaitu "introvert".
4) Perancang Busana :Ini adalah aktivitas mereka mereka yang benar-benar ingin ber-"solo karir". Produk-produk yang dihasilkan biasanya amat tergantung dari kepiawaian pengusaha bersangkutan. Mereka yang berhasil, biasanya selain menjadi mapan dalam hal ekonomi, juga menjadi terkenal.
5) Binatu/Laundry : Bidang ini sangat menonjol bagi keperluan orang-orang perkotaan. Berbagai perkembangan teknik dalam hal layanan binatu sudah semakin canggih, sehingga perlu diwaspadai dan dipelajari.
6) Jasa Penjahitan : Baik diperkotaan mau pun di pedesaan yang cukup maju, menjalankan usaha penjahitan cukup menjanjikan masa depan yang baik. Apalagi kalau sekedar memenuhi nafkah sehari-hari. Yang perlu dijaga adalah masalah ketepatan waktu serta mutu pekerjaan yang baik.
Perlu diketahui bahwa apa yang dipaparkan diatas hanyalah contoh-contoh atau referensi belaka. Masih banyak bidang lain yang belum dicantumkan disini, yang mungkin saja lebih cocok pada kelompok-kelompok dengan pembawaan tertentu. Selain itu, juga perlu dimengerti bahwa banyak bidang-bidang yang sesuai untuk orang-orang tipe tertentu, ternyata juga bisa cocok untuk kelompok lainnya. Ini disebabkan adanya kesamaan komponen pendukung sifat pada orang-orang yang tipenya tidak persis sama. Misalnya, orang kreatif memiliki komponen "introvert", yang juga dimiliki oleh kaum analitis. Begitu juga komponen "dominan" sama-sama dipunyai baik oleh kelompok kreatif mau pun oleh kaum konsultatif.
Rusman HakimPengamat Kewirausahaan
Mobile: +62 21 816.144.2792

No comments: