Kondisi alam Batam kini semakin memprihatinkan. Seiring berkembangnya Batam sebagai kota industri dan pariwisata, tidak bisa dihindari bahwa pembangunan kota semakin cepat melaju. Denyut bisnis pulau berbentuk kalajengking ini melesat bahkan meninggalkan daerah-daerah lain di Indonesia. Selain letak geografisnya yang strategis karena berdekatan dengan Singapura dan Malaysia. Juga dikarenakan keistimewaan Batam sebagai zona perdagangan bebas (Free Trade Zone). Tentu saja hal ini sangat menarik investor dari berabgai negara untuk menanamkan modalnya di pulau ini.
Perkembangan ini tak ayal lagi memerlukan ruang atau lahan untuk perkembangan bisnis dan infrastruktur. Dan jalan satu-satunya untuk menyediakan lahan maka disulaplah hutan sebagai lahan perkembangan bisnis. Kalau saja rencana tata ruang wilayah didisain dengan memperhatikan alam dan tidak ada permainan kepentingan oleh aparat pemerintah. Mungkin kerusakan lingkungan bisa diminimalkan.
Tetapi bila dilihat dari kondisi nyata di Batam kini sepertinya telah terjadi perusakan alam yang masif dan serampangan. Contoh nyata yang bisa dilihat adalah hutan lindung yang fungsinya sangat penting sebagai wilayah serapan air di sekitar Dam Mukakuning atau Tembesi kini telah gundul. Demikian juga perbukitan di wilayah ini kini telah dipotong rata dengan jalan raya. dan kini menjadi pusat bisnis, pusat perbelanjaan dan perdagangan.
Elonex eBook Reader by Borders UK
14 years ago
2 comments:
hutanku, yang hilang...
hutanku, yang hilang...
Post a Comment