Mentransfer imajinasi ke dalam bentuk tulisan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Saya mengalami ini ketika menuliskan hasil imajinasi ke dalam bentuk tulisan yang sudah beberapa waktu ini saya lakukan. Pada saat berimajinasi mengenai sebuah jalinan cerita seakan cerita yang tersusun begitu lancar mengalir tanpa hambatan. Berimajinasi atau berkhayal ini biasanya saya lakukan disaat senggang yaitu sepulang kerja atau menjelang tidur. Hal ini kulakukan sambil tiduran dikamar, mata menerawang dan mengalirlah susunan cerita yang saya buat itu seperti air dan saya sangat menikmati saat-saat seperti ini.
Beberapa waktu terakhir ini saya terpacu untuk menuliskan hasil imajinasiku ke dalam bentuk tulisan. Hal ini terpicu karena begitu banyak hasil karya anak negeri ini begitu dihargai oleh masyarakat. Ini mungkin dikarenakan mulai meningkatnya minat baca dan rasa menghargai karya anak bangsa oleh masyarakat Indonesia. Sehingga tak ayal lagi sekarang begitu banyak orang mencari hasil karya seni yang bermutu. Mulai dari Seni musik hingga karya sastra dan seni peran. Efek dari semua itu pun semakin banyak wajah-wajah jutawan baru bermunculan diseantero negeri ini. Kehidupan seorang seniman yang dulu dipandang sebelah mata dari sisi ekonomi sekarang berubah 180o. Kehidupan ekonomi seorang seniman yang berhasil bisa jadi lebih makmur dibandingkan seorang direktur sekalipun.
Kesulitan memindahkan hasil imajinasi kedalam karya tulis dikarenakan ada media yang harus dijalankan ketika mentransfer imajinasi itu, yaitu alat tulis atau keyboard komputer. Ini artinya ada dua langkah yang harus dilakukan,pertama berimajinasi dan yang kedua menuliskan hasil imajinasi. Pada saat menuliskan imajinasi itulah ada jeda waktu. Nah jeda waktu ini yang membuat buyar konsentrasi saat menulis sehingga terkadang saya mengalami kemacetan dalam penulisan. Untuk mengatasi ini saya biasanya lebih memfokuskan imajinasi dan kadang mengulang-ulang jalinan cerita yang ada didalam angan. Dengan mengulang-ulang imajinasi inilah susunan cerita bisa lebih nempel kedalam ingatan sehingga ketika menuliskannya bisa lebih lancar. Saya selalu mentargetkan untuk menulis minimal satu paragraf. Ini untuk melatih kemampuan menulis dan mempersingkat jeda waktu saat mentransfer hasil imajinasi ke dalam bentu tulisan. Dengan semakin singkatnya jeda waktu itu maka akan semakin baik kemampuan menuliskan imajinasi itu. Sehingga diharapkan suatu saat nanti saya bisa menulis sambil berimajinasi, tidak lagi menuliskan hasil imajinasi.
Beberapa waktu terakhir ini saya terpacu untuk menuliskan hasil imajinasiku ke dalam bentuk tulisan. Hal ini terpicu karena begitu banyak hasil karya anak negeri ini begitu dihargai oleh masyarakat. Ini mungkin dikarenakan mulai meningkatnya minat baca dan rasa menghargai karya anak bangsa oleh masyarakat Indonesia. Sehingga tak ayal lagi sekarang begitu banyak orang mencari hasil karya seni yang bermutu. Mulai dari Seni musik hingga karya sastra dan seni peran. Efek dari semua itu pun semakin banyak wajah-wajah jutawan baru bermunculan diseantero negeri ini. Kehidupan seorang seniman yang dulu dipandang sebelah mata dari sisi ekonomi sekarang berubah 180o. Kehidupan ekonomi seorang seniman yang berhasil bisa jadi lebih makmur dibandingkan seorang direktur sekalipun.
Kesulitan memindahkan hasil imajinasi kedalam karya tulis dikarenakan ada media yang harus dijalankan ketika mentransfer imajinasi itu, yaitu alat tulis atau keyboard komputer. Ini artinya ada dua langkah yang harus dilakukan,pertama berimajinasi dan yang kedua menuliskan hasil imajinasi. Pada saat menuliskan imajinasi itulah ada jeda waktu. Nah jeda waktu ini yang membuat buyar konsentrasi saat menulis sehingga terkadang saya mengalami kemacetan dalam penulisan. Untuk mengatasi ini saya biasanya lebih memfokuskan imajinasi dan kadang mengulang-ulang jalinan cerita yang ada didalam angan. Dengan mengulang-ulang imajinasi inilah susunan cerita bisa lebih nempel kedalam ingatan sehingga ketika menuliskannya bisa lebih lancar. Saya selalu mentargetkan untuk menulis minimal satu paragraf. Ini untuk melatih kemampuan menulis dan mempersingkat jeda waktu saat mentransfer hasil imajinasi ke dalam bentu tulisan. Dengan semakin singkatnya jeda waktu itu maka akan semakin baik kemampuan menuliskan imajinasi itu. Sehingga diharapkan suatu saat nanti saya bisa menulis sambil berimajinasi, tidak lagi menuliskan hasil imajinasi.
Wahyudi, 27 Apr 2008
No comments:
Post a Comment