Batam mulai dikembangkan mulai awal tahun 1970 sebagai basis logistik dan operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina. Pengembanga Pulau Batam dipercayakan kepada Otorita Pengembangan Industri Pulau Batam atau lebih dikenal denngan Otorita Batam.
Pengembangan Pulau Batam terbagi dalam beberapa periode. Periode pertama yaitu tahun 1971 – 1976 dikenal dengan nama periode persiapan yang dipimpin oleh Ibnu Sutowo. Periode kedua adalah Periode Konsolidasi (1976 – 1978) dipimpin oleh JB. Sumarlin, setelah itu adalah Periode Pembangunan Sarana Prasarana dan Penanaman Modal yang berlangsung selama 20 tahun, yaitu tahun 1978 – 1998, yang diketuai oleh BJ. Habibie. Kepemimpinan berikutnya dipegang oleh J.E Habibienyaitu bulan Maret s/d Juli 1998. Periode ini dikenal dengan nama Pembangunan Prasarana dan Penanaman Modal Lanjutan. Kemudian Sejak 1998 – 2006, di bawah kepemimpinan Ismeth Abdullah dan sekarang dipegan oleh Mustafa Widjaya. Periode ini disebut Periode Pembangunan Prasarana dan Penanaman Modal Lanjutan dengan titik berat pada kesejahteraan rakyat dan perbaikan iklim investasi.
Dalam rangka melaksanakan visi dan misinya mengembangkan Batam, maka dibangun infrastruktur modern yang berstandar internasional dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Sehingga iklim pariwisata di Batam nantinya bisa bersaing dengan kawasan serupa di kawasan Asia Pasifik.
Berbagai macam kemajuan sudah dicapai, seperti tersedianya berbagai lapangan usaha yang mampu menampung angkatan kerja yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Jumlah penerimaan daerah maupun pusat dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini dikarenakan bergairahnya kegiatan industri, perdagangan dan pariwisata. Namun dengan berkembangnya Batam yang begitu pesat , maka Batam tak luput dari berbagai masalah sosial.
Dalam rangka pengembangan Batam yang lebih berkeadilan sosial maka pembangunan harus lebih difokuskan pada kesejahteraan masyarakat dengan menjalankan pembangunan sosial. (Sumber : http//www.batam.go.id)
Pengembangan Pulau Batam terbagi dalam beberapa periode. Periode pertama yaitu tahun 1971 – 1976 dikenal dengan nama periode persiapan yang dipimpin oleh Ibnu Sutowo. Periode kedua adalah Periode Konsolidasi (1976 – 1978) dipimpin oleh JB. Sumarlin, setelah itu adalah Periode Pembangunan Sarana Prasarana dan Penanaman Modal yang berlangsung selama 20 tahun, yaitu tahun 1978 – 1998, yang diketuai oleh BJ. Habibie. Kepemimpinan berikutnya dipegang oleh J.E Habibienyaitu bulan Maret s/d Juli 1998. Periode ini dikenal dengan nama Pembangunan Prasarana dan Penanaman Modal Lanjutan. Kemudian Sejak 1998 – 2006, di bawah kepemimpinan Ismeth Abdullah dan sekarang dipegan oleh Mustafa Widjaya. Periode ini disebut Periode Pembangunan Prasarana dan Penanaman Modal Lanjutan dengan titik berat pada kesejahteraan rakyat dan perbaikan iklim investasi.
Dalam rangka melaksanakan visi dan misinya mengembangkan Batam, maka dibangun infrastruktur modern yang berstandar internasional dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Sehingga iklim pariwisata di Batam nantinya bisa bersaing dengan kawasan serupa di kawasan Asia Pasifik.
Berbagai macam kemajuan sudah dicapai, seperti tersedianya berbagai lapangan usaha yang mampu menampung angkatan kerja yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Jumlah penerimaan daerah maupun pusat dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini dikarenakan bergairahnya kegiatan industri, perdagangan dan pariwisata. Namun dengan berkembangnya Batam yang begitu pesat , maka Batam tak luput dari berbagai masalah sosial.
Dalam rangka pengembangan Batam yang lebih berkeadilan sosial maka pembangunan harus lebih difokuskan pada kesejahteraan masyarakat dengan menjalankan pembangunan sosial. (Sumber : http//www.batam.go.id)
No comments:
Post a Comment