Hari ini Selasa, 30 September 2008 adalah hari terakhir umat muslim menjalankan ibadah puasa. Hari terakhir puasa ini saya sekeluarga menjalaninya di negeri tetangga, Singapura. Malam takbiran kali ini terasa asing, karena tidak ada suara takbiran yang bersahut-sahutan seperti halnya di Batam ataupun di daerah lain di Indonesia. Semua berjalan biasa seperti tidak ada perayaan besar di Singapura. Ada yang serasa hilang, karena ini pertama kali dalam hidupku tidak mendengar kumandang takbir yang bersahut-sahutan kala lebaran menjelang.
Malam takbiran ini kami menjalaninya dengan bermain kembang api di play ground di bawah apartemen kakak bersama dengan anak-anak. Puas dengan bermain kembang api, anak-anak melanjutkan dengan bermain di taman bermain yang menyediakan aneka mainan seperti ayunan, perosotan dan peralatan fitness untuk orang dewasa. Kami lewatkan malam takbiran tanpa banyak kesan.
Hari raya Idul Fitri 1429H pun tiba. Kami sekeluarga bersiap untuk menjalankan sholat Ied di Mesjid Al-Mukminin yang berada di kawasan Jurong East. Jam 07.10 Singapore Time kami berangkat dari rumah. Ternyata apa yang terjadi saudara...... Sholat Ied sudah di mulai. Takbir pertama baru saja dilakukan ketika kami sampai di seberang mesjid. Apa masalah..kan tinggal menyusul jadi makmum masbuk. Itu kalau di Indonesia, kita tinggal bergegas mencari tempat dan menyusul ketertinggalannya.. aman. Tapi tidak demikian dengan di Singapura. Pintu pagar masuk ke area mesjid sudah dikunci. Jemaah yang terlambat tidak bisa masuk. Dan hanya memandang jemaah sholat Ied dari luar mesjid. Aku pun termangu..kok bisa ya pintu pagar mesjid dikunci saat sedang berlangsung sholat Ied.
Ternyata mesjid itu tidak cukup untuk menampung jumlah umat muslim yang mau sholat Ied. Meski mesjid itu cukup besar dan ada dua lantai untuk sholat, tapi ini adalah satu-satunya mesjid di kawasan Jurong yang cukup luas dan penduduk muslimnya cukup banyak. Di pintu gerbang ditempel kertas pengumuman yang berbunyi :
1ST SHOLAT : 07.17
2ND SHOLAT : 08.15
Wow... sholat Iednya terbagi jadi dua kloter. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum membaca pengumuman itu. Ini cara untuk mengatasi keterbatasan tempat di Mesjid itu. Memang masih banyak sekali jemaah yang terus berdatangan. Dan kami harus menunggu sholat kloter 1 dan khutbahnya selesai untuk menjalankan sholat Ied tahun ini.
Menyinggung mengenai khutbah sholat Ied di Singapura ini, saya jadi teringat dengan kotbah di Indonesia jaman Orde Baru dahulu. Kotbah sudah dikonsep oleh pemerintah dan disetujui pemerintah kemudian print outnya disebarkan kepada khotib sholat Ied yang bertugas membacakannya. Seperti itulah yang terjadi di Singapura, antara kotbah kloter pertama dan kedua sama persis. Juga sama untuk seluruh mesjid di Singapura. Inilah cara pemerintah Singapura untuk mengontrol kegiatan beragama supaya tidak membahayakan kedudukan pemerintah. Tidak ada kebebasan berpendapat seperti yang terjadi di Indonesia pada era Orde baru. Hemmmm.....
Malam takbiran ini kami menjalaninya dengan bermain kembang api di play ground di bawah apartemen kakak bersama dengan anak-anak. Puas dengan bermain kembang api, anak-anak melanjutkan dengan bermain di taman bermain yang menyediakan aneka mainan seperti ayunan, perosotan dan peralatan fitness untuk orang dewasa. Kami lewatkan malam takbiran tanpa banyak kesan.
Hari raya Idul Fitri 1429H pun tiba. Kami sekeluarga bersiap untuk menjalankan sholat Ied di Mesjid Al-Mukminin yang berada di kawasan Jurong East. Jam 07.10 Singapore Time kami berangkat dari rumah. Ternyata apa yang terjadi saudara...... Sholat Ied sudah di mulai. Takbir pertama baru saja dilakukan ketika kami sampai di seberang mesjid. Apa masalah..kan tinggal menyusul jadi makmum masbuk. Itu kalau di Indonesia, kita tinggal bergegas mencari tempat dan menyusul ketertinggalannya.. aman. Tapi tidak demikian dengan di Singapura. Pintu pagar masuk ke area mesjid sudah dikunci. Jemaah yang terlambat tidak bisa masuk. Dan hanya memandang jemaah sholat Ied dari luar mesjid. Aku pun termangu..kok bisa ya pintu pagar mesjid dikunci saat sedang berlangsung sholat Ied.
Ternyata mesjid itu tidak cukup untuk menampung jumlah umat muslim yang mau sholat Ied. Meski mesjid itu cukup besar dan ada dua lantai untuk sholat, tapi ini adalah satu-satunya mesjid di kawasan Jurong yang cukup luas dan penduduk muslimnya cukup banyak. Di pintu gerbang ditempel kertas pengumuman yang berbunyi :
1ST SHOLAT : 07.17
2ND SHOLAT : 08.15
Wow... sholat Iednya terbagi jadi dua kloter. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum membaca pengumuman itu. Ini cara untuk mengatasi keterbatasan tempat di Mesjid itu. Memang masih banyak sekali jemaah yang terus berdatangan. Dan kami harus menunggu sholat kloter 1 dan khutbahnya selesai untuk menjalankan sholat Ied tahun ini.
Menyinggung mengenai khutbah sholat Ied di Singapura ini, saya jadi teringat dengan kotbah di Indonesia jaman Orde Baru dahulu. Kotbah sudah dikonsep oleh pemerintah dan disetujui pemerintah kemudian print outnya disebarkan kepada khotib sholat Ied yang bertugas membacakannya. Seperti itulah yang terjadi di Singapura, antara kotbah kloter pertama dan kedua sama persis. Juga sama untuk seluruh mesjid di Singapura. Inilah cara pemerintah Singapura untuk mengontrol kegiatan beragama supaya tidak membahayakan kedudukan pemerintah. Tidak ada kebebasan berpendapat seperti yang terjadi di Indonesia pada era Orde baru. Hemmmm.....
No comments:
Post a Comment