Thursday, October 09, 2008

Berlebaran ke Negeri Orang

Tahun ini adalah pertama kali saya merayakan lebaran di negeri orang, Singapura. Ini dikarenakan kakak iparku tinggal di Singapura dengan suaminya yang memang asli Singapura. Tahun ini memang keluarga besar istriku berkumpul di Singapura untuk merayakan lebaran. Setelah tahun-tahun lalu kami rayakan di Batam. Ibu Mertua, Adik Istriku yang bekerja di Johor Bahru dan dua adik ipar yang bungsu dan masih kuliah di Akper Harapan Bunda, Batam berkumpul di Singapura. Termasuk kedua jagoanku dan ditambah satu keponakan, maka heboh dan ramailah suasana rumah kakak yang terletak di Jurong East ST-24 itu.


Saya, Istri dan kedua juniorku berangkat hari Selasa, 30 Sept 2008 pagi dengan naik ferry dari Batam Center pukul 07.20. Ini adalah kali ke sekian saya ke Singapura tetapi pertama kali untuk istri dan anakku. Tiba di WTC Harbour Front jam 09.30. Saya diperiksa oleh imigrasi Singapura. Hal ini mungkin dikarenakan saya baru pertama kali masuk ke Singapura membawa anak. Alhamdulillah setelan menunggu dan diperiksa sekitar 30 menit akhirnya saya dipersilahkan keluar.

Kami dijemput oleh Abang dan Kakak. Kami meninggalkan WTC naik MRT karena istri dan anak-anak ingin mencoba naik MRT yang selama ini belum pernah mereka rasakan.

Ketika keluar dari ferry di WTC langsung terasa sekali perbedaan antara Batam dan Singapura. Terutama dari segi kebersihan, kerapian dan ketertibannya. Demikian pun saat kami menyusuri lorong-lorong bawah tanah menuju ke stasiun MRT. Meskipun lorong itu di bawah tanah jauh dari kesan gelap/remang-remang, kotor ataupun lembab. Semua serba terang, bersih dan sejuk karena udara dingin dari AC. Coba bandingkan dengan stasiun kereta di Indonesia yang kotor, kumuh, jorok, penuh coretan dan sumpek karena pedagang K5 yang berjejalan.

Setelah membeli tiket magnetik dari anjungan mandiri yang serba otomatis, selang beberapa menit MRT yang kami tunggu pun tiba. Tapi kami harus turun di Outram karena tidak ada MRT dengan tujuan langsung ke Jurong East dari Harbour Front. Kami harus berputar dan menuju ke lantai atas untuk naik MRT jurusan Boon Lay yang melewati Jurong East. Setiap stasiun MRT tertera jelas peta jalur MRT dan anjungan mandiri yang menjual tiket dan daftar harga ke setiap jurusan. Petunjuk itu terpampang dengan jelas untuk mempermudah calon pembeli. SEMPURNA!!!!!
Menunggu 5 menit MRT yang kami tunggu pun tiba. Dan lagi-lagi kondisi kereta yang bersih, terawat dan nyaman. Tidak ada sampah bertebaran atau coret-coretan dalam kereta. Coba bandingkan dengan Kereta-kereta di Jawa!!!! Untuk membayangkan saja, mallluuuu!!!

Suara elektronik dari pengeras suara yang ada di setiap gerbong selalu mengumumkan nama stasiun yang disinggahi dan stasiun berikutnya. Suatu cara efektif untuk mengingatkan penumpang. Dan lagi di setiap gerbong tertera peta stasiun-stasiun yang akan dilewati oleh kereta . PERFECT!!!!!

Dua puluh menit perjalanan dari Outram ke Jurong East. Kami berjalan menyusuri stasiun yang jauh dari kesan sumpek, tetapi malah segarrr karena angin yang berhembus semilir. Meski Jurong East terletak di pinggiran Singapura tapi kebersihan, keteraturan dan ketertiban sama kondisinya dengan yang di pusat kota. Kami menuju ke terminal bis. Kami harus naik bis no 98 untuk menuju ke rumah Kakak. Memasuki bis SBS Transit ini pun kondisinya sama dengan di MRT, bersih dan rapi. Sekali lagi tidak ada sampah dan coretan. Kami menggunakan tiket magnetik (seperti kartu ATM) yang sama, yang tadi dibeli stasiun MRT. Satu lagi kefektifan sistem transportasi di Singapura dengan satu tiket magnetik sudah terintegrasi ke seluruh sistem transportasi publik. Kita tinggal menempelkan kartu magnetik ke mesin scanning saat naik dan turun maka otomatis uang kita sudah terpotong. Bila habis tinggal isi ulang seperti mengisi pulsa di Indonesia. SALUTTTT!!!!

Tak berapa lama kami pun sampai di blok apartemen tempat Kakak tinggal. Sistem tempat tinggal di Singapura memang berbeda dengan di Indonesia. Kalau di Indonesia seperti rumah susun. Ini dikarenakan keterbatasan lahan di Singapura yang hanya negara kota yang kecil. Tetapi kondisinya sangat jauh berbeda dengan rumah susun di Indonesia yang biasa kita lihat. Dilihat dari struktur bangunannya sangat kokoh untuk gedung bertingkat tinggi. Fasilitas untuk rumah tangga yang mantap mulai dari air, listrik, dan saluran gas yang tak pernah mati. Bandingkan dengan di tempat kita yang sering byar pet. Dan selain tangga apartemen atau rusun ini dilengkapi dengan lift. Semua akses jalan terpelihara tidak ada yang berlubang-lubang, dan ini yang hebat jalan akses ke setiap blok ramah terhadap warga yang cacat.


Fasilitas umum tersedia dengan lengkap. Setiap blok terdapat mini market dan penyedia kebutuhan warganya. Tempat parkir kendaraan tersedia dengan baik dan tertata rapi. Rusun-rusun ini dilengkapi dengan sarana olahraga, trek-trek joging dan bersepeda yang mulus. Tidak ketinggalan taman bermain anak-anak yang teduh, sejuk dan sangat representatif untuk bermain anak-anak. TOOPPPP!!!

Tapi ada membuat saya kurang puas. Semua hal di Singapura serba diatur. Semua sudah ada jalurnya. Semua sudah ada peraturannya. Semua pelanggaran sudah ada sanksinya. Seolah membuat warganya terletak dalam satu ruangan yang serba manis, indah, sempurna tapi ya berputar-putar di ruangan itu saja. Tidak ada kebebasan yang bisa kita eksplorasi sesuai dengan kreativitas kita. Maka lihat adakah sesuatu yang menonjol dari Singapura dari sisi kreativitas baik itu seni, teknologi, olahraga. Yang saya tahu tidak ada. Walau memang semua yang terkini, termodern ada di Singapura tetapi semuanya berasal dari luar negerinya. Bagi saya pribadi berada di Singapura seperti tidak ada tantangannya. Karena semua sudah dibatasi. Mau begini nanti kena saman (denda), mau begitu takut kena saman......Saaayyyyyaaaaaang!!!!

3 comments:

Anonymous said...

Halo Mas Wahyudi, salam kenal.
Saya Lingga dari forbis juga. Saya pernah beberapa kali ke Batam trus nyeberang ke Singapura. Ada resort di pulau tetangga, Bintan yang namanya Bintan Lagoon Resort, apa Bapak pernah ke sana? Kalo udah, apa Bapak bisa bikin ulasannya, soalnya saya naksir berat lihat foto-fotonya.
Oh ya, blog bapak bagus, cuma saran saya kalau bisa artikelnya dibagi ke beberapa judul/halaman, so nggak terlalu panjang pak. Salam sukses ya!

Linggawati Saputra
www.inhousebusiness.com

Anonymous said...

Salam Kenal Mas Lingga. Terima kasih atas kunjungannya. Wahhh..Sorry saya belum pernah ke Bintan Lagoon Resort. Kalau ke Bintan..paling ke Tj. Pinang saja. Tapi suatu saat kalau ke Bintan Lagoon Resort..Insya Alloh saya buat liputannya dehh.

Jegeg said...

Salam kenal mas Lingga & mas Yudi,
Saya Diah (PR) Bintan Lagoon Resort..
Kl ada rencana ke sini, boleh email saya sj ke publicrelations@bintanlagoon.com
Ditunggu kedatangannya loh...
Cheers,
Diah